Saya adalah seorang muslim, bisa
dibilang muslim yang cukup taat, sholat 5 kali sehari, walau sering
sholat subuh di waktu dhuha dan sholat dzuhur saat muadzin bersiap2
adzan ashar. Ya lumayanlah “assholatu khoirum minal gak sholat”, “sholat
itu lebih baik daripada gak sholat”, yang penting sehari tetap 5 kali
begitu prinsip saya. Minum minuman keras dan judi? Kabhi nehi hoon kata
orang India, alias gak pernah kata orang Indonesia. Begitu cintanya saya
dengan kepercayaan yang saya anut, hingga saya berpikir, ah alangkah
indahnya jika semua manusia menjalankan aturan agama saya. Lalu saya
lihat di TV bahwa ada organisasi bernama FPI, Front Pembela Islam.
Membela Islam? Wow gue banget. Saya cek di internet, tagline situsnya
adalah “Hidup Mulia atau Mati Syahid”, wow slogannya gue banget lagi.
Kalau begitu mulai besok saya akan bergabung dengan FPI, akan saya
berantas semua maksiat, sehingga bumi menjadi damai. Baik, akan saya
siapkan semua keperluan untuk menjadi anggota FPI. Apa ya kira2? Peci
putih, gamis, pas foto 3×4 dan gak lupa celana katung mungkin.
Anggota FPI Sedang Latihan Lempar Jumroh
Tapi tunggu dulu, biar lebih yakin lebih baik saya baca Al Qur’an dan Hadits dulu. Alangkah terkejutnya saya, bahwa setelah membaca Al Qur’an saya temui ayat2 berikut
1. “Laa ikroha fiddiin” (Al Baqarah:256), yang artinya “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” Lho berarti nggak boleh maksa orang lain agar beriman dong.
2. “Fadzakkir innama anta mudzakkir” (Al Ghassiyah:88), yang artinya “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan”. Lho berarti cuma sampai batas memberi peringatan saja, nggak boleh sampai memaksa orang lain.
3. Bukan hanya ayat di atas minimal ada 29 ayat yang menggunakan istilah “pemberi peringatan”, bukan “pemaksa peringatan”. (Hud:2, Ar Ra’du:7, Al Hijr:89, dll).
4. Lebih mengejutkan lagi ada ayat yang berbunyi “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (Yunus:99-100).
Lho ternyata memang di dunia ada orang beriman dan tidak beriman adalah merupakan sunatullah (keinginan Allah) juga. Alasannya kenapa suka2 Dia dong, Dia yang bikin dunia kok. Hmm… iya ya, bukankah Iblis sendiri diberi kebebasan oleh Allah untuk tidak beriman kepada-Nya. Jika Allah pingin agar manusia beriman semua pastilah Iblis sudah dimusnahkan sejak awal. Ah ternyata angan2 saya agar semua orang beriman, malah bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Lebih jauh lagi setelah saya baca2 sejarah Nabi SAW, tak pernah saya dapati perlakuan Nabi SAW melakukan pengrusakan terhadap kedai minuman keras dan redaksi majalah porno (ya iyalah, mana ada majalah jaman segitu). Tentu saja, Nabi SAW kan pemimpin negara, pastilah beliau melarang peredaran miras. OK, bagaimana sewaktu beliau belum jadi pemimpin negara, yaitu waktu masih jadi rakyat biasa di Mekkah sana? Ternyata tidak ada juga riwayat beliau merusak kedai minuman keras.
Hmmm, sepertinya setelah saya baca2 FPI ini kok malah tidak sesuai ajaran yang dicontohkan Baginda Nabi SAW ya. Nabi SAW sendiri sebelum mampu menciptakan masyarakat Madani di Medinah, terlebih dahulu membangun dasar keimanan para sahabat selama 13 tahun di tengah masyarakat jahiliyah Mekkah. Berangkat dari kenyataan ini, bisalah dianggap bahwa kondisi sosial masyarakat pada saat ini mirip dengan periode Mekkah, berarti alih2 dengan kekerasan, cara yang sesuai contoh ajaran Nabi SAW adalah melakukan dakwah secara damai sesuai asal kata Islam itu sendiri, yaitu damai.
Islam itu Damai
Dalam hati saya bersyukur, untung Nabi Muhammad SAW dulu di Mekkah tidak berdakwah ala FPI, kalau iya bisa2 Islam sudah ditolak sebelum sempat berkembang. Lebih jauh lagi, untung dakwah Wali Songo yang membawa Islam ke Indonesia dulu tidak barbar seperti FPI ini, jika iya bisa2 para Wali itu sudah terusir kembali ke negara asalnya sebelum sempat menebarkan Islam di Nusantara.
Wali Songo
Akhir kata, maaf FPI, saya gak jadi gabung. Nabi saya gak pernah nyontohin kerjaan kaya kalian….
Anggota FPI Sedang Latihan Lempar Jumroh
Tapi tunggu dulu, biar lebih yakin lebih baik saya baca Al Qur’an dan Hadits dulu. Alangkah terkejutnya saya, bahwa setelah membaca Al Qur’an saya temui ayat2 berikut
1. “Laa ikroha fiddiin” (Al Baqarah:256), yang artinya “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” Lho berarti nggak boleh maksa orang lain agar beriman dong.
2. “Fadzakkir innama anta mudzakkir” (Al Ghassiyah:88), yang artinya “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan”. Lho berarti cuma sampai batas memberi peringatan saja, nggak boleh sampai memaksa orang lain.
3. Bukan hanya ayat di atas minimal ada 29 ayat yang menggunakan istilah “pemberi peringatan”, bukan “pemaksa peringatan”. (Hud:2, Ar Ra’du:7, Al Hijr:89, dll).
4. Lebih mengejutkan lagi ada ayat yang berbunyi “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (Yunus:99-100).
Lho ternyata memang di dunia ada orang beriman dan tidak beriman adalah merupakan sunatullah (keinginan Allah) juga. Alasannya kenapa suka2 Dia dong, Dia yang bikin dunia kok. Hmm… iya ya, bukankah Iblis sendiri diberi kebebasan oleh Allah untuk tidak beriman kepada-Nya. Jika Allah pingin agar manusia beriman semua pastilah Iblis sudah dimusnahkan sejak awal. Ah ternyata angan2 saya agar semua orang beriman, malah bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
Lebih jauh lagi setelah saya baca2 sejarah Nabi SAW, tak pernah saya dapati perlakuan Nabi SAW melakukan pengrusakan terhadap kedai minuman keras dan redaksi majalah porno (ya iyalah, mana ada majalah jaman segitu). Tentu saja, Nabi SAW kan pemimpin negara, pastilah beliau melarang peredaran miras. OK, bagaimana sewaktu beliau belum jadi pemimpin negara, yaitu waktu masih jadi rakyat biasa di Mekkah sana? Ternyata tidak ada juga riwayat beliau merusak kedai minuman keras.
Hmmm, sepertinya setelah saya baca2 FPI ini kok malah tidak sesuai ajaran yang dicontohkan Baginda Nabi SAW ya. Nabi SAW sendiri sebelum mampu menciptakan masyarakat Madani di Medinah, terlebih dahulu membangun dasar keimanan para sahabat selama 13 tahun di tengah masyarakat jahiliyah Mekkah. Berangkat dari kenyataan ini, bisalah dianggap bahwa kondisi sosial masyarakat pada saat ini mirip dengan periode Mekkah, berarti alih2 dengan kekerasan, cara yang sesuai contoh ajaran Nabi SAW adalah melakukan dakwah secara damai sesuai asal kata Islam itu sendiri, yaitu damai.
Islam itu Damai
Dalam hati saya bersyukur, untung Nabi Muhammad SAW dulu di Mekkah tidak berdakwah ala FPI, kalau iya bisa2 Islam sudah ditolak sebelum sempat berkembang. Lebih jauh lagi, untung dakwah Wali Songo yang membawa Islam ke Indonesia dulu tidak barbar seperti FPI ini, jika iya bisa2 para Wali itu sudah terusir kembali ke negara asalnya sebelum sempat menebarkan Islam di Nusantara.
Wali Songo
Akhir kata, maaf FPI, saya gak jadi gabung. Nabi saya gak pernah nyontohin kerjaan kaya kalian….
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar