Lionel Messi (24) memang hanya
mencetak satu gol pada final Liga Champions melawan Manchester United
(MU). Namun, gol itu membuat timnya kembali unggul dan dengan begitu
kembali menekan MU sampai akhirnya Barca menang 3-1.
Dengan gol semata wayang itu,
Messi menjadi man of the match dan pencetak gol terbanyak Liga Champions
dengan 12 gol. Ini adalah kali ketiga baginya untuk menjadi top scorer
Liga Champions dalam tiga musim terakhir.
Orang kini melihat Messi berdiri
di puncak, dielu-elukan para legenda sebagai yang terbaik. Namun,
takhta tak membuat Messi melupakan tempat ia datang.
Lionel Messi |
Messi lahir dan besar di
Rosario, 300 kilometer sebelah barat laut dari Buenos Aires. Ia lahir
dengan kelainan hormon yang membuat tubuhnya tak bisa tumbuh seperti
anak-anak seusianya. Kondisi fisik itu membuatnya terbuang dari sepak
bola.
Menurut The Mirror, pada hari
pertama sekolah dasarnya, Messi dilarang ikut bermain sepak bola oleh
pelatih karena badannya terlalu kecil. Padahal, anak yang ditolak ini
akan menyabet gelar pemain terbaik dunia, bukan sekali, melainkan dua
kali, dan mungkin akan bertambah lagi.
"Pada masa kecilku, aku
mengalami masa-masa sulit karena masalah hormon," kata Messi, yang oleh
kakaknya, Rodrigo, dijuluki "kutu".
Pada 1995, dalam usia delapan
tahun, Messi diminati River Plate. Namun, River Plate tak jadi merekrut
Messi karena keberatan membayar biaya pengobatan bulanan Messi yang
mencapai 500 poundsterling atau sekitar Rp 7 juta.
Messi tampak semakin mustahil
menjelajahi lebih luas dunia sepak bola, ketika tim medis klub itu
mengatakan kepada keluarganya bahwa Messi hanya bisa tumbuh setinggi tak
lebih dari 140 sentimeter.
Karena kondisi ekonomi, ayah dan
ibu Messi menyerah. Jangankan membiayai perawatan Messi, untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari Messi dan tiga saudaranya saja, Jorge
dan Celia, mereka kesulitan.
Keadaan Messi dan keluarganya
tak tampak akan membaik. Sampai saat Messi berusia 12 tahun, sanak
keluarganya yang tinggal di Catalonia mendaftarkan Messi untuk mengikuti
uji coba di Barcelona.
Direktur Barcelona saat itu,
Carlos Rexach, terbang melintasi benua dan tidak menyesal. "Saya
memanggilnya dan, sebagai ungkapan simbolis (ikatan kontrak), saya
memintanya membubuhkan tanda tangan di atas sebuah kertas," kenang
Rexach.
Setelah Barcelona setuju
menjamin semua biaya perawatannya, Messi berangkat ke Spanyol dengan
ayahnya dan masuk tim U-14 Barcelona pada tahun 2000. Pada pertandingan
pertamanya, Messi mencetak lima gol.
Sekarang, Messi sudah setinggi
sekitar 170 sentimeter dan telah mengoleksi lima gelar La Liga, tiga
trofi Liga Champions, medali emas olimpiade, dan menurut Forbes memiliki
kekayaan senilai 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 282 miliar.
Namun, menurutnya, ia akan tetap hidup seperti biasa, menikmati sarapan
berupa danish pastry dan segelas kopi, misalnya.
"Aku suka hidup sederhana. Aku
manusia pada umumnya. Aku mengendarai mobil yang disediakan klub," kata
Messi, yang kini memiliki yayasan amal untuk kesehatan dan pendidikan
anak-anak bernama "The Leo Messi Foundation".
"Aku tidak membaca buku. Hal
istimewa bagiku adalah mencetak gol. Aku suka merayakannya bersama
teman-teman dan rekan tim. Aku menyukai kegiatan amalku dengan yayasan
yang membantu anak-anak di seluruh dunia."
Di halaman biografinya di
jejaring sosial Facebook, ia mengatakan, "Berapa pun jumlah gelar,
trofi, dan penghargaan, aku akan selalu menjadi anak-anak yang tumbuh di
Rosario, Santa Fe, Argentina."
"Aku belajar berjalan di sana
sehingga bisa mengejar impianku. Pernah ada yang mengatakan kepadaku,
aku tak akan pernah menjadi pesepak bola."
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar